Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai
sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching),
stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran
listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter)
Pada
umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang
dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui
2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting
dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor
digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi
pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam
rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian
rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan
komponen-komponen lainnya.
Cara kerja semikonduktor
Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa; keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik.
Untuk mengerti cara kerja semikonduktor,
misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor
dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen),
tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan
(charge carriers). Sehingga, air murni dianggap sebagai isolator.
Jika sedikit garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan
mulai mengalir, karena sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion)
terbentuk. Menaikan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun
tidak banyak. Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas.
Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan, seperti Arsenik,
dengan sebuah proses yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup
kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik
akan memberikan elektron
bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini
karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon
hanya 4. Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan
(oleh kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon
tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang
bermuatan negatif) telah terbentuk.
Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron
untuk membuat semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3
elektron di orbit paling luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan
"lubang" (hole, pembawa muatan positif), akan terbentuk di dalam tata
letak kristal silikon.
Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).
Dapat
disimak bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak
menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan
ini akan terdistribusi secara merata di dalam materi semikonduktor.
Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode junction) dimana
sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam
satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah ke
arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan
tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.
Kenaikan
dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas
dari materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap
dipertahankan. Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter
memiliki jumlah doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal
basis. Rasio perbandingan antara doping emiter dan basis adalah satu
dari banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus (current gain)
dari transistor tersebut.
Jumlah doping yang
diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam ukuran satu
berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan
semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat
tinggi; satu pembawa muatan untuk setiap atom. Dalam metal, untuk
mengubah metal menjadi isolator, pembawa muatan harus disapu dengan
memasang suatu beda tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat tinggi,
jauh lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya. Namun, dalam sebuah
semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom.
Jumlah tegangan yang diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalam
sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata
lain, listrik di dalam metal adalah inkompresible (tidak bisa
dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik
bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan. Semikonduktor dengan doping
dapat diubah menjadi isolator, sedangkan metal tidak.
Gambaran
di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu
elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi
kegiatan dari pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion
zone. Depletion zone ini terbentuk karena transistor tersebut diberikan
tegangan bias terbalik, oleh tegangan yang diberikan di antara basis
dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua diode
yang disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan
menyambungkan dua diode. Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya
harus dibuat dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah daerah basis
yang sangat tipis.
Cara kerja transistor
Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:- Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
- Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain
- Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
- Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
- Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
- Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain
- Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain
BJT
BJT
(Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis
transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua dioda yang
terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal.
Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
Perubahan
arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan
perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor.
Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat
elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis
biasanya dilambangkan dengan β atau hFE. β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
FET
FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah dioda
dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara
fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state
dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah dioda antara grid dan katode.
Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion mode",
keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan
arus listrik dibawah kontrol tegangan input.
FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode.
Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source
saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai
contoh: dalam depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan
source, sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif. Untuk
kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif, aliran arus di
antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET,
polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe
enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.
Transistor pertemuan dwikutub
Transistor pertemuan dwikutub (BJT) adalah salah satu jenis dari transistor. Ini adalah peranti tiga-saluran yang terbuat dari bahan semikonduktor terkotori. Dinamai dwikutub karena operasinya menyertakan baik elektron maupun lubang elektron, berlawanan dengan transistor ekakutub seperti FET yang hanya menggunakan salah satu pembawa. Walaupun sebagian kecil dari arus transistor adalah pembawa mayoritas, hampir semua arus transistor adalah dikarenakan pembawa minoritas, sehingga BJT diklasifikasikan sebagai peranti pembawa-minoritas.
Perkenalan
Transistor
NPN dapat dianggap sebagai dua dioda adu punggung tunggal anoda. Pada
penggunaan biasa, pertemuan p-n emitor-basis dipanjar maju dan pertemuan
basis-kolektor dipanjar mundur. Dalam transistor NPN, sebagai contoh,
jika tegangan positif dikenakan pada pertemuan basis-emitor,
keseimbangan di antara pembawa terbangkitkan kalor dan medan listrik
menolak pada daerah pemiskinan menjadi tidak seimbang, memungkinkan
elektron terusik kalor untuk masuk ke daerah basis. Elektron tersebut
mengembara (atau menyebar) melalui basis dari daerah konsentrasi tinggi
dekat emitor menuju konsentrasi rendah dekat kolektor. Elektron pada
basis dinamakan pembawa minoritas karena basis dikotori menjadi tipe-p
yang menjadikan lubang sebagai pembawa mayoritas pada basis. Daerah
basis pada transistor harus dibuat tipis, sehingga pembawa tersebut
dapat menyebar melewatinya dengan lebih cepat daripada umur pembawa
minoritas semikonduktor untuk mengurangi bagian pembawa yang bergabung
kembali sebelum mencapai pertemuan kolektor-basis. Untuk memastikannya,
ketebalan basis dibuat jauh lebih rendah dari panjang penyebaran dari
elektron. Pertemuan kolektor-basis dipanjar terbalik, jadi sedikit
sekali injeksi elektron yang terjadi dari kolektor ke basis, tetapi
elektron yang menyebar melalui basis menuju kolektor disapu menuju
kolektor oleh medan pada pertemuan kolektor-basis.
NPN BJT dengan pertemuan E–B dipanjar maju dan pertemuan B–C dipanjar mundurPengendalian tegangan, arus dan muatan
Arus
kolektor-emitor dapat dipandang sebagai terkendali arus basis-emitor
(kendali arus) atau tegangan basis-emitor (kendali tegangan). Pandangan
tersebut berhubungan dengan hubungan arus-tegangan dari pertemuan
basis-emitor, yang mana hanya merupakan kurva arus-tegangan eksponensial
biasa dari dioda pertemuan p-n.[1] Penjelasan fisika untuk arus kolektor adalah jumlah muatan pembawa minoritas pada daerah basis.[1][2][3] Model mendetail dari kerja transistor, model Gummel–Poon, menghitung distribusi dari muatan tersebut secara eksplisit untuk menjelaskan perilaku transistor dengan lebih tepat.[4]
Pandangan mengenai kendali-muatan dengan mudah menangani
transistor-foto, dimana pembawa minoritas di daerah basis dibangkitkan
oleh penyerapan foton, dan menangani pematian dinamik atau waktu pulih,
yang mana bergantung pada penggabungan kembali muatan di daerah basis.
Walaupun begitu, karena muatan basis bukanlah isyarat yang dapat diukur
pada saluran, pandangan kendali arus dan tegangan biasanya digunakan
pada desain dan analisis sirkuit. Pada desain sirkuit analog, pandangan
kendali arus sering digunakan karena ini hampir linier. Arus kolektor
kira-kira βF kali lipat dari arus basis. Beberapa
sirkuit dasar dapat didesain dengan mengasumsikan bahwa tegangan
emitor-basis kira-kira tetap, dan arus kolektor adalah beta kali lipat
dari arus basis. Walaupun begitu, untuk mendesain sirkuit BJT dengan
akurat dan dapat diandalkan, diperlukan model kendali-tegangan (sebagai
contoh model Ebers–Moll)[1].
Model kendali-tegangan membutuhkan fungsi eksponensial yang harus
diperhitungkan, tetapi jika ini dilinierkan, transistor dapat dimodelkan
sebagai sebuah transkonduktansi, seperti pada model Ebers–Moll,
desain untuk sirkuit seperti penguat diferensial menjadi masalah
linier, jadi pandangan kontrol-tegangan sering diutamakan. Untuk sirkuit
translinier, dimana kurva eksponensiak I-V adalah kunci dari operasi,
transistor biasanya dimodelkan sebagai terkendali tegangan dengan
transkonduktansi sebanding dengan arus kolektor.
Tundaan penghidupan, pematian dan penyimpanan
Transistor
dwikutub mengalami beberapa karakteristik tundaan ketika dihidupkan dan
dimatikan. Hampir semua transistor, terutama transistor daya, mengalami
waktu simpan basis yang panjang sehingga membatasi frekuensi operasi
dan kecepatan pensakelaran. Salah satu cara untuk mengurangi waktu
penyimpanan ini adalah dengan menggunakan penggenggam Baker.
Parameter alfa (α) dan beta (β) transistor
Perbandingan
elektron yang mampu melintasi basis dan mencapai kolektor adalah ukuran
dari efisiensi transistor. Pengotoran cerat pada daerah emitor dan
pengotoran ringan pada daerah basis menyebabkan lebih banyak elektron
yang diinjeksikan dari emitor ke basis daripada lubang yang diinjeksikan
dari basis ke emitor. Penguatan arus moda tunggal emitor diwakili oleh βF atau hfe,
ini kira-kira sama dengan perbandingan arus DC kolektor dengan arus DC
basis dalam daerah aktif-maju. Ini biasanya lebih besar dari 100 untuk
transistor isyarat kecil, tapi bisa sangat rendah, terutama pada
transistor yang didesain untuk penggunaan daya tinggi. Parameter penting
lainnya adalah penguatan arus tunggal-basis, αF. Penguatan
arus tunggal-basis kira-kira adalah penguatan arus dari emitor ke
kolektor dalam daerah aktif-maju. Perbandingan ini biasanya mendekati
satu, di antara 0,9 dan 0,998. Alfa dan beta lebih tepatnya berhubungan
dengan rumus berikut (transistor NPN):
Struktur
BJT terdiri dari tiga daerah semikonduktor yang berbeda pengotorannya, yaitu daerah emitor, daerah basis dan daerah kolektor.
Daerah-daerah tersebut adalah tipe-p, tipe-n dan tipe-p pada transistor
PNP, dan tipe-n, tipe-p dan tipe-n pada transistor NPN. Setiap daerah
semikonduktor disambungkan ke saluran yang juga dinamai emitor (E), basis (B) dan kolektor (C). Basis secara fisik terletak di antara emitor dan kolektor, dan dibuat dari bahan semikonduktor
terkotori ringan resistivitas tinggi. Kolektor mengelilingi daerah
emitor, membuat hampir tidak mungkin untuk mengumpulkan elektron yang
diinjeksikan ke daerah basis untuk melarikan diri, membuat harga α
sangat dekat ke satu, dan juga memberikan β yang lebih besar. Irisan
dari BJT menunjukkan bahwa pertemuan kolektor-basis jauh lebih besar
dari pertemuan kolektor-basis. Transistor pertemuan dwikutub tidak
seperti transistor lainnya karena biasanya bukan merupakan peranti
simetris. Ini berarti dengan mempertukarkan kolektor dan emitor membuat
transistor meninggalkan moda aktif-maju dan mulai beroperasi pada moda
terbalik. Karena struktur internal transistor dioptimalkan untuk operasi
moda aktif-maju, mempertukarkan kolektor dan emitor membuat harga α dan
β pada operasi mundur jauh lebih kecil dari harga operasi maju,
seringkali α bahkan kurang dari 0.5. Buruknya simetrisitas terutama
dikarenakan perbandingan pengotoran pada emitor dan kolektor. Emitor
dikotori berat, sedangkan kolektor dikotori ringan, memungkinkan
tegangan panjar terbalik yang besar sebelum pertemuan kolektor-basis
bobol. Pertemuan kolektor-basis dipanjar terbalik pada operasi normal.
Alasan emitor dikotori berat adalah untuk memperbesar efisiensi injeksi,
yaitu perbandingan antara pembawa yang diinjeksikan oleh emitor dengan
yang diinjeksikan oleh basis. Untuk penguatan arus yang tinggi, hampir
semua pembawa yang diinjeksikan ke pertemuan emitor-basis harus datang
dari emitor. Perubahan kecil pada tegangan yang dikenakan membentangi
saluran basis-emitor menyebabkan arus yang mengalir di antara emitor dan
kolektor untuk berubah dengan signifikan. Efek ini dapat digunakan
untuk menguatkan tegangan atau arus masukan. BJT dapat dianggap sebagai sumber arus terkendali tegangan, lebih sederhana dianggap sebagai sumber arus terkendali arus, atau penguat arus, dikarenakan rendahnya impedansi pada basis. Transistor-transistor awal dibuat dari germanium tetapi hampir semua BJT modern dibuat dari silikon. Beberapa transistor juga dibuat dari galium arsenid, terutama untuk penggunaan kecepatan tinggi.
Kepingan transistor NPN frekuensi tinggi KSY34, basis dan emitor disambungkan melalui ikatan kawat
NPN
Simbol NPN BJT.
Struktur dasar transistor NPN
NPN
adalah satu dari dua tipe BJT, dimana huruf N dan P menunjukkan pembawa
muatan mayoritas pada daerah yang berbeda dalam transistor. Hampir
semua BJT yang digunakan saat ini adalah NPN karena pergerakan elektron
dalam semikonduktor jauh lebih tinggi daripada pergerakan lubang,
memungkinkan operasi arus besar dan kecepatan tinggi. Transistor NPN
terdiri dari selapis semikonduktor tipe-p di antara dua lapisan tipe-n.
Arus kecil yang memasuki basis pada tunggal emitor dikuatkan di keluaran
kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis
lebih tinggi daripada emitor. Tanda panah dalam simbol diletakkan pada
kaki emitor dan menunjuk keluar (arah aliran arus konvensional ketika
peranti dipanjar maju).
PNP
Jenis lain dari BJT adalah PNP.
Simbol PNP BJT.
Struktur dasar transistor PNP
Transistor
PNP terdiri dari selapis semikonduktor tipe-n di antara dua lapis
semikonduktor tipe-p. Arus kecil yang meninggalkan basis pada moda
tunggal emitor dikuatkan pada keluaran kolektor. Dengan kata lain,
transistor PNP hidup ketika basis lebih rendah daripada emitor. Tanda
panah pada simbol diletakkan pada emitor dan menunjuk kedalam.
[sunting] Transistor dwikutub pertemuan-taksejenis
Jalur
dalam transistor dwikutub pertemuan-taksejenis. Penghalang menunjukkan
elektron untuk bergerak dari emitor ke basis, dan lubang untuk
diinjeksikan kembali dari basis ke emitor.
Transistor dwikutub pertemuan-taksejenis (HBT) adalah sebuah penyempurnaan BJT sehingga dapat menangani isyarat frekuensi sangat tinggi hingga beberapa ratus GHz. Sekarang sering digunakan dalam sirkuit ultracepat, terutama sistem RF.[5][6]
Transistor pertemuan-taksejenis mempunyai semikonduktor yang berbeda
untuk tiap unsur dalam transistor. Biasanya emitor dibuat dari bahan
yang memiliki celah-jalur lebih besar dari basis. Ilustrasi menunjukkan
perbedaan celah-jalur memungkinkan penghalang lubang untuk
menginjeksikan lubang kembali ke basis (diperlihatkan sebagai Δφp), dan penghalang elektron untuk menginjeksikan ke basis (Δφn).
Susunan penghalang ini membantu mengurangi injeksi pembawa minoritas
dari basis ketika pertemuan emitor-basis dipanjar terbalik, dan dengan
demikian mengupansi arus basis dan menaikkan efisiensi injeksi emitor.
Injeksi pembawa menuju ke basis yang telah diperbaiki memungkinkan basis
untuk dikotori lebih berat, menghasilkan resistansi yang lebih rendah
untuk mengakses elektroda basis. Dalam BJT tradisional, atau BJT
pertemuan-sejenis, efisiensi injeksi pembawa dari emitor ke basis
terutama dipengaruhi oleh perbandingan pengotoran di antaran emitor dan
basis, yang berarti basis harus dikotori ringan untuk mendapatkan
efisiensi injeksi yang tinggi, membuat resistansioya relatif tinggi.
Sebagai tambahan, pengotoran basis yang lebih tinggi juga memperbaiki
karakteristik seperti tegangan mula dengan membuat basis lebih sempit.
Pembedaan tingkat komposisi dalam basis, misalnya dengan menaikkan
jumlah germanium secara progresif pada transistor SiGe, menyebabkan gradien dalam celah-jalur di basis netral (ditunjukkan sebagai ΔφG),
memberikan medan terpatri di dalam yang membantu pengangkutan elektron
melewati basis. Komponen alir tersebut membantu pengangkutan sebaran
normal, menaikkan respons frekuensi transistor dengan memperpendek waktu
pemindahan melewati basis. Dua HBT yang paling sering digunakan adalah
silikon-germanium dan aluminium arsenid, tetapi jenis semikonduktor lain
juga bisa digunakan untuk struktur HBT. Struktur HBT biasanya dibuat
dengan teknik epitaksi, seperti epitaksi fasa uap logam-organik dan epitaksi sinar molekuler.
Daerah operasi
Batas operasi aman transistor, biru: batas IC maksimum, merah: batas VCE maksimum, ungu: batas daya maksimum
Transistor dwikutub mempunyai lima daerah operasi yang berbeda, terutama dibedakan oleh panjar yang diberikan:
- Aktif-maju (atau aktif saja): pertemuan emitor-basis dipanja maju dan pertemuan basis-kolektor dipanjar mundur. Hampir semua transistor didesain untuk mencapai penguatan arus tunggal emitor yang terbesar (βF) dalam moda aktif-maju. in forward-active mode. Dalam keadaan ini arus kolektor-emitor beberapa kali lipat lebih besar dari arus basis.
- Aktif-mundur (atau aktif-terbalik atau terbalik): dengan membalik pemanjaran pada moda aktif-maju, transistor dwikutub memasuki moda aktif-mundur. Pada moda ini, daerah emitor dan kolektor bertukar fungsi. Karena hampir semua BJT didesain untuk penguatan arus moda aktif-maju yang maksimal, βF pada moda terbalik beberapa kaki lipat lebih rendah. Moda transistor ini jarang digunakan, dan hanya diperhitungkan untuk kondisi kegagalan dan untuk beberapa jenis logika dwikutub. Tegangan tembus panjar terbalik pada basis mungkin lebih rendah pada moda ini.
- Jenuh: dengan semua pertemuan dipanjar maju, BJT memasuki moda jenuh dan memberikan konduksi arus yang besar dari emitor km kolektor. Moda ini berkorespondensi dengan logika hidup, atau sakelar yang tertutup.
- Putus: pada keadaan putus, pemanjaran bertolak belakang dengan keadaan jenuh (semua pertemuan dipanjar terbalik). Arus yang mengalir sangat kecil, dengan demikian berkorespondensi dengan logika mati, atau sakelar yang terbuka.
Walaupun
daerah-daerah tersebut didefinisikan dengan baik untuk tegangan yang
cukup besar, mereka bertumpang tindih jika tegangan panjar yang
dikenakan terlalu kecil (kurang dari beberapa ratus milivolt).
Transistor dalam moda aktif-maju
Transistor BJT NPN dalam moda aktif-maju
Diagram
disamping menunjukkan transistor NPN disambungkan ke dua sumber
tegangan. Untuk membuat transistor menghantar arus yang kentara dari C
ke E, VBE harus diatas harga minimum yang sering disebut sebagai tegangan potong.
Tegangan potong biasanya kira-kira 600 mV untuk BJT silikon pada suhu
ruang, tetapi ini juga bisa berbeda-beda bergantung pada tipe transistor
dan teknik pemanjaran. Tegangan yang dikenakan ini membuat pertemuan
P-N bagian bawah berubah menjadi hidup dan memungkinkan aliran elektron
dari emitor ke basis. Pada moda aktif, medan listrik yang terdapat di
antara basis dan kolektor (disebabkan oleh VCE) akan
menyebabkan mayoritas elektron untuk melintasi pertemuan P-N bagian atas
menuju ke kolektor untuk membentuk arus kolektor IC.
Elektron yang tertinggal bergabung kembali dengan lubang yang merupakan
pembawa mayoritas pada basis sehingga menimbulkan arus melalui sambungan
basis untuk membentuk arus basis, IB. Seperti yang diperlihatkan pada diagram, arus emitor IE, adalah arus transistor total, yang merupakan penjumlahan arus saluran lainnya (IE = IB + IC).
Pada diagram, tanda panah menunjukkan arah dari arus konvensional,
aliran elektron mengalir berlawanan dengan tanda panah. Pada moda aktif,
perbandingan dari arus kolektor-ke-basis dengan arus basis disebut
dengan penguatan arus DC. Pada perhitungan, harga dari penguatan arus DC disebut dengan hFE, dan harga penguatan arus AC disebut dengan hfe.
Walaupun begitu, ketika cakupan frekuensi tidak diperhitungkan, simbol β
sering digunakan. Perlu diperhatikan bahwa arus emitor berhubungan
dengan VBE secara eksponensial. Pada suhu ruang, peningkatan VBE
sebesar kurang-lebih 60 mV meningkatkan arus emitor dengan faktor 10
kali lipat. Kerena arus basis kurang lebih sebanding dengan arus
kolektor dan emitor, ini juga berubah dengan fungsi yang sama. Untuk
transistor PNP, secara umum cara kerjanya adalah sama, kecuali polaritas
tegangan panjar yang dibalik dan fakta bahwa pembawa muatan mayoritas
adalah lubang elektron.
Transistor PNP dalam moda aktif-maju
Transistor PNP moda aktif
Sejarah
Transistor pertama
Transistor dwikutub titik-sentuh diciptakan pada Desember 1947[7] di Bell Telephone Laboratories oleh John Bardeen dan Walter Brattain dibawah arahan William Shockley. Versi pertemuan diciptakan pada tahun 1948[8]. Setelah menjadi peranti pilihan untuk berbagai rangkaian, sekarang penggunaannya telah banyak digantikan oleh FET, baik pada sirkuit digital (oleh CMOS) ataupun sirkuit analog (oleh MOSFET dan JFET).
[sunting] Transistor germanium
Transistor germanium
sering digunakan pada tahun 1950-an dan 1960-an. Karena transistor
jenis ini mempunyai tegangan potong yang rendah, membuatnya cocok untuk
beberapa penggunaan isyarat tegangan rendah. Transistor ini memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mengalami thermal runaway.
Teknik produksi
Berbagai motoda untuk memproduksi transistor pertemuan dwikutub telah dikembangkan[9].
- Transistor pertemuan tumbuh, teknik pertama untuk memproduksi transistor pertemuan dwikutub[10]. Diciptakan oleh William Shockley di Bell Labs pada 23 Juni 1948[11]. Hak paten didapatkan pada 26 Juni 1948.
- Transistor pertemuan, butiran paduan emitor dan kolektor dilelehkan ke basis. Dikembangkan oleh General Electric dan RCA[12] in 1951.
- Transistor paduan mikro, tipe kecepatan tinggi dari transistor pertemuan paduan. Dikembangkan oleh Philco[13].
- Transistor paduan mikro terdifusi, tipe kecepatan tinggi dari transistor pertemuan paduan. Dikembangkan oleh Philco.
- Transistor paduan terdifusi tonggak, tipe kecepatan tinggi dari transistor pertemuan paduan. Dikembangkan oleh Philips.
-
- Transistor tetroda, varian kecepatan tinggi dari transistor pertemuan tumbuh[14] atau transistor pertemuan paduan[15] dengan dua sambungan ke basis.
- Transistor penghalang permukaan, transistor penghalang logam kecepatan tinggi. Dikembangkan oleh Philco[16] in 1953[17].
- Transistor medan-alir, transistor pertemuan dwikutub kecepatan tinggi. Diciptakan oleh Herbert Kroemer[18][19] di Central Bureau of Telecommunications Technology of the German Postal Service pada tahun 1953.
- Transistor difusi, transistor pertemuan dwikutub tipe modern. Prototip[20] dikembangkan di Bell Labs pada tahun 1954.
- Transistor basis terdifusi, implementasi pertama dari transistor difusi.
- Transistor planar, teknik produksi yang memungkinkan produksi sirkuit terpadu monolitik secara masal. Dikembangkan oleh Dr. Jean Hoerni[21] di Fairchild Semiconductor pada tahun 1959.
-
- Transistor epitaksial[22], transistor pertemuan dwikutub yang dibuat menggunakan deposisi fasa uap epitaksi. Memungkinkan pengendalian tingkat pengotoran dan gradien secara teliti.
Penggunaan
BJT
tetap menjadi peranti pilihan untuk beberapa penggunaan, seperti
sirkuit diskrit, karena tersedia banyak jenis BJT, transkonduktansinya
yang tinggi serta resistansi kekuasannya yang tinggi dibandingkan dengan
MOSFET. BJT juga
dipilih untuk sirkuit analog khusus, terutama penggunaan frekuensi
sangat tinggi (VHF), seperti sirkuit frekuensi radio untuk sistem
nirkabel. Transistor dwikutub dapat dikombinasikan dengan MOSFET dalam
sebuah sirkuit terpadu dengan menggunakan proses BiCMOS untuk membuat sirkuit inovatif yang menggunakan kelebihan kedua tipe transistor.
Sensor suhu
Karena
ketergantungan suhu dan arus pada tegangan panjar maju pertemuan
basis-emitor yang dapat dihitung, sebuah BJT dapat digunakan untuk
mengukur suhu dengan menghitung perbedaan dua tegangan pada dua arus
panjar yang berbeda dengan perbandingan yang diketahui.[23].
Pengubah logaritmik
Karena
tegangan basis-emitor berubah sebagai fungsi logaritmik dari arus
basis-emitor dan kolektor-emitor, sebuah BJT dapat juga digunakan untuk
menghitung logaritma dan anti-logaritma. Sebuah dioda sebenarnya juga
dapat melakukan fungsi ini, tetapi transistor memberikan fleksibilitas
yang lebih besar.
Kerawanan
Pemaparan
transistor ke radiasi menyebalan kerusakan radiasi. Radiasi menyebabkan
penimbunan molekul cacat di daerah basis yang berlaku sebagai pusat
penggabungan kembali. Hasil dari pengurangan umur pembawa minoritas
menyebabkan transistor kehilangan penguatan.
BJT
daya beresiko mengalami moda kegagalan yang dinamakan dobrakan
sekunder. Pada moda kegagalan ini, beberapa titik pada kepingan
semikonduktor menjadi panas dikarenakan arus yang mengalirinya. Bahang
yang ditimbulkan menyebabkan pembawa lebih mudah bergerak. Sebagai
hasilnya, bagian terpanas dari kepingan semikonduktor menghantarkan
lebih banyak lagi arus. Proses regeneratif ini akan terus berlanjut
hingga transistor mengalami kegagalan total atau pencatu daya mengalami
kegagalan.
Transistor pertemuan tunggal
Transistor pertemuan tunggal (UJT) adalah sebuah peranti semikonduktor elektronik yang hanya mempunyai satu pertemuan.Konstruksi
UJT
mempunyai tiga saluran, sebuah emitor (E) dan dua basis (B1 dan B2).
Basis dibentuk oleh batang silikon tipe-n yang terkotori ringan. Dua
sambungan ohmik B1 dan B2 ditambahkan pada kedua ujung batang silikon.
Resistansi di antara B1 dan B2 ketika emitor dalam keadaan rangkaian
terbuka dinamakan resistensi antarbasis (interbase resistance).
Tipe
Ada dua tipe dari transistor pertemuan tunggal, yaitu:
- Transistor pertemuan tunggal dasar, atau UJT, adalah sebuah peranti sederhana yang pada dasarnya adalah sebuah batangan semikonduktor tipe-n yang ditambahkan difusi bahan tipe-p di suatu tempat sepanjang batangan, menentukan parameter η dari peranti. Peranti 2N2646 adalah versi yang paling sering digunakan.
- Transistor pertemuan tunggal dapat diprogram, atau PUT, sebenarnya adalah saudara dekat tiristor. Seperti tiristor, ini terbentuk dari empat lapisan P-N dan mempunyai sebuah anoda dan sebuah katoda yang tersambung ke lapisan pertama dan lapisan terakhir, dan sebuah gerbang yang disambungkan ke salah satu lapisan tengah. Penggunaan PUT tidak dapat secara langsung dipertukarkan dengan penggunaan UJT, tetapi menunjukkan fungsi yang mirip. Pada konfigurasi sirkuit konvensional, digunakan dua resistor pemrogram untuk mengeset parameter η dari PUT, pada konfigurasi ini, UJT berlaku seperti UJT konvensional. Peranti 2N6027 adalah contoh dari peranti ini.
Cara kerja
UJT
dipanjar dengan tegangan positif di antara kedua basis. Ini menyebabkan
penurunan tegangan disepanjang peranti. Ketika tegangan emitor
dinaikkan kira-kira 0,7V diatas tegangan difusi P (emitor), arus mulai
mengalir dari emitor ke daerah basis. Karena daerah basis dikotori
sangat ringan, arus tambahan (sebenarnya muatan pada daerah basis)
menyebabkan modulasi konduktifitas yang mengurangi resistansi basis di
antara pertemuan emitor dan saluran B2. Pengurangan resistansi berarti
pertemuan emitor lebih dipanjar maju, dan bahkan ketika lebih banyak
arus diinjeksikam. Secara keseluruhan, efeknya adalah resistansi negatif
pada saluran emitor. Inilah alasan mengapa UJT sangat berguna, terutama
untuk sirkuit osilator sederhana.
Kepopuleran
Sirkuit
UJT pernah terkenal pada penggemar elektronika transistor sekitar tahun
1970-an dan awal 1980 karena UJT memungkinkan pembuatan osilator sederhana yang dibuat hanya dengan satu peranti aktif. Sekarang, karena IC menjadi lebih populer , osilator seperti IC pewaktu 555 lebih sering digunakan.
Penggunaan
Selain penggunaan pada osilator relaksasi, salah satu penggunaan UJT dan PUT yang paling penting adalah untuk menyulut tiristor (seperti SCR, TRIAC,
dll). Faktanya, tegangan DC dapat digunakan untuk mengendalikan sirkuit
UJT dan PUT karena waktu hidup peranti meningkat sesuai dengan
peningkatan tegangan kendali DC. Penggunaan ini penting untuk
pengendalia AC arus tinggi.
Transistor dwikutub gerbang-terisolasi
Transistor dwikutub gerbang-terisolasi (IGBT = insulated gate bipolar transistor) adalah piranti semikonduktor yang setara dengan gabungan sebuah BJT dan sebuah MOSFET. Jenis peranti baru yang berfungsi sebagai komponen saklar untuk aplikasi daya ini muncul sejak tahun 1980-an.
Karakteristik IGBT
Sesuai
dengan namanya, peranti baru ini merupakan peranti yang menggabungkan
struktur dan sifat-sifat dari kedua jenis transistor tersebut di atas,
BJT dan MOSFET. Dengan kata lain, IGBT mempunyai sifat kerja yang
menggabungkan keunggulan sifat-sifat kedua jenis transistor tersebut.
Saluran gerbang dari IGBT, sebagai saluran kendali juga mempunyai
struktur bahan penyekat (isolator) sebagaimana pada MOSFET.
Masukan dari IGBT adalah terminal Gerbang dari MOSFET, sedang terminal Sumber dari MOSFET terhubung ke terminal Basis dari BJT. Dengan demikian, arus cerat keluar dan dari MOSFET akan menjadi arus basis dari BJT. Karena besarnya resistansi masukan dari MOSFET, maka terminal masukan IGBT hanya akan menarik arus
yang kecil dari sumber. Di pihak lain, arus cerat sebagai arus keluaran
dari MOSFET akan cukup besar untuk membuat BJT mencapai keadaan jenuh. Dengan gabungan sifat kedua unsur tersebut, IGBT mempunyai perilaku yang cukup ideal sebagai sebuah saklar
elektronik. Di satu pihak IGBT tidak terlalu membebani sumber, di pihak
lain mampu menghasilkan arus yang besar bagi beban listrik yang
dikendalikannya.
Terminal masukan IGBT mempunyai nilai impedansi yang sangat tinggi, sehingga tidak membebani rangkaian pengendalinya yang umumnya terdiri dari rangkaian logika. Ini akan menyederhanakan rancangan rangkaian pengendali dan penggerak dari IGBT.
Di
samping itu, kecepatan pensaklaran IGBT juga lebih tinggi dibandingkan
peranti BJT, meskipun lebih rendah dari peranti MOSFET yang setara. Di
lain pihak, terminal keluaran IGBT mempunyai sifat yang menyerupai
terminal keluaran (kolektor-emitor) BJT. Dengan kata lain, pada saat
keadaan menghantar, nilai resistansi-hidup (Ron) dari IGBT sangat kecil, menyerupai Ron pada BJT.
Dengan demikian bila tegangan jatuh
serta borosan dayanya pada saat keadaan menghantar juga kecil. Dengan
sifat-sifat seperti ini, IGBT akan sesuai untuk dioperasikan pada arus
yang besar, hingga ratusan Ampere, tanpa terjadi kerugian daya yang cukup berarti. IGBT sesuai untuk aplikasi pada perangkat Inverter maupun Kendali Motor Listrik (Drive).
Sifat-sifat IGBT
Komponen utama di dalam aplikasi elekronika daya dewasa ini adalah saklar peranti padat yang diwujudkan dengan peralatan semikonduktor seperti transistor dwikutub (BJT), transistor efek medan (FET), maupun Thyristor. Sebuah saklar ideal di dalam penggunaan elektronika daya akan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
- pada saat keadaan tidak menghantar (off), saklar mempunyai tahanan yang besar sekali, mendekati nilai tak berhingga. Dengan kata lain, nilai arus bocor struktur saklar sangat kecil
- Sebaliknya, pada saat keadaan menghantar (on), saklar mempunyai tahanan menghantar (Ron) yang sekecil mungkin. Ini akan membuat nilai tegangan jatuh (voltage drop) keadaan menghantar juga sekecil mungkin, demikian pula dengan besarnya borosan daya yang terjadi, dan kecepatan pensaklaran yang tinggi.
- Sifat nomor (1) umumnya dapat dipenuhi dengan baik oleh semua jenis peralatan semikonduktor yang disebutkan di atas, karena peralatan semikonduktor komersial pada umumnya mempunyai nilai arus bocor yang sangat kecil.
- Untuk sifat nomor (2), BJT lebih unggul dari MOSFET, karena tegangan jatuh pada terminal kolektor-emitor, VCE pada keadaan menghantar (on) dapat dibuat sekecil mungkin dengan membuat transitor BJT berada dalam keadaan jenuh.
- Sebaliknya, untuk unsur kinerja nomor (3) yaitu kecepatan pensakelaran, MOSFET lebih unggul dari BJT, karena sebagai peranti yang bekerja berdasarkan aliran pembawa muatan mayoritas, pada MOSFET tidak dijumpai arus penyimpanan pembawa muatan minoritas pada saat proses pensaklaran, yang cenderung memperlamnat proses pensaklaran tersebut.
No comments:
Post a Comment